Rabu, 19 November 2008

Dia (true story)

Saat aku masih kecil, aku selalu kesal jika melihat Dia...Dia begitu mengaturku...Yapz orang itu hampir selalu mengatur kehidupanku padahal Dia bukan siapa - siapa, bahkan tak ada hubungan darah sedikitpun yang menautkan kami. Sering aku bertanya...Siapa sih dia itu? Kenapa Dia begitu ajaib datang dalam kehidupan keluarga kami. Kenapa Dia juga selalu melarangku begini...melarangku begitu...melarangku melakukan hal - hal yang aku suka kala itu... Beberapa kali juga aku marah dan berontak, tapi sepertinya tak ada gunanya...Ibuku hampir selalu membela Dia. Ibuku selalu menganggap semua aturan Dia kepadaku adalah wajar... Huah...tapi semua tampak tak wajar dimataku...

Huuuuh...kenapa? Kenapa dan kenapa???? Mungkin pertanyaan - pertanyaan itu yang selalu berputar - putar dikepalaku.

Kejadian itu terus menerus berlangsung sampai aku beranjak dewasa...

Tanpa sadar dengan seiring waktu Dia orang yang dulu tegap dan sangar setiap kali dia menegurku, Dia menjadi tampak tua dan rapuh...
Semua kegagahannya lambat laun memudar...Semua wajah sangar dan galaknyanya semakin dimakan usia...Tak hanya badanya lekang dmakan usia, tapi penyakit yang dia hadapi pun semakin memperparah kerapuhan masa senjanya...

Keadaan itu membuat aku merasa puas...Ya puas karena sekarang Dia sudah tidak bisa mengatur - atur kehidupanku lagi...Dia tidak akan bisa melarang aku untuk berbuat semauku lagi... Sekarang aku bebas... Bebas Semauku...

Semakin sering aku lihat dia berjalan tertatih, terseok yang membuat Dia hampir terjatuh... aku tersenyum Menang melihatnya...Aku semakin merasa Dia tidak akan mempunyai kekuatan lagi untuk mengatur hidupku lagi...
Kucemooh dia dengan cibiran "Hey kemana wajah sangar yang selalu kau tunjukkan dulu????" dan sampai akhirnya aku tak ingat lagi kapan wajah sangar itu terpasang terakhir kalinya....

Keadaanya semakin hari kian semakin meburuk. Sampai akhirnya kini matanya sudah tertutup untuk selamanya...dan aku Menyesal, menyadari semua kesalahanku selama ini padanya.

Ibuku yang dulu hanya diam, akhirnya menceritakan yang sebenarnya terjadi...Dia orang yang selama ini aku benci, justru adalah orang yang paling mengkhawatirkan aku... Dia orang yang selama ini kuanggap sebagai trouble maker dalam kehidupanku adalah orang yang selalu berfikir keras dan berusaha bagai mana caranya agar ibuku bisa dapat uang untuk membiayai sekolahku. Dia yang selalu ku anggap perusuh adalah orang yang justru menjaga ibuku dan keluargaku...Dia yang selama ini juga aku anggap sebagai perusak kebahagiaanku adalah orang yang paling ingin melihatku Bahagia...Dia yang selalu ingin kuusir dari kehidupanku adalah orang yang selalu menanti kepulanganku ke rumah...

Tuhan...apa yang sedang terjadi dalam drama kehidupanku, kenapa semuanya begitu ironis dibuatnya...Kenapa aku tidak pernah menyadari semuanya dari dulu... Semuanya sudah terlambat Tuhan...Aku tidak akan mungkin bisa bertemu dengannya lagi..Aku tidak akan mungkin bisa meminta maaf atas semua keegisanku kepadanya...dan aku tidak akan bisa mengucap terimakasih atas jasa - jasa yang dia tanam...
Tuhan kenapa aku baru menyadari bahwa yang orang yang dulu Kau kirimkan dalam kehidupan keluargaku adalah Malaikat....
Maafkan aku Tuhan...Ampuni semua kesalahanku...kejahatanku padanya...dan ku harap Kau juga mau memaafkan juga semua khilafnya...Semoga Tuhan mau menerima semua kebaikan Dia pada keluargaku dan aku.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Semoga drama ironis ini bisa jadi pelajaran, bahwa tak semua yang tidak menyenangkan adalah hal tidak baik untuk hidup kita...Terkadang banyak hikmah terpendam di dalamnya. Hidup tak selalu lurus dan sempurna seperti yang kita mau, kadang harus berbelok atau menemui batuan curam...maka jalanilah kehidupan ini dengan sebaik - baiknya agar tidak ada kata menyesal dikemudian hari.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

dulu ibu saya begitu ketat mengatur saya, ibarat kata temen saya nih anak mamah..tapi ternyata dibalik semua itu beliau begitu sayang ma saya sehingga setiap Shalat beliau elalu mendoakan agar saya sukses dan dari situ saya justru bangga menjadi anak mamah...karena hidup kita ga akan tenang bila Orang Tua sudah mendoakan sesuatu yang jelek buat kita.....

Duh ibu saya adalah segalanya

Anonim mengatakan...

bagus sekali kisahnya dan mengingatkanku pada ibuku....